Senin, 25 Maret 2013

Mulai Dari Kecil tapi Produktif

http://www.ipmfoundation.org/templates/sandbox/script/timthumb.php?src=foto_berita/90productivity.jpg&w=200&h=150Kamis, 7 Maret 2013, kami berdiskusi panjang lebar dengan akademisi yang sangat briliant, Beliau memberi kami pemikiran pemikiran yang sangat amat luar biasa, saya sampai terkagum kagum dengan pengetahuan Beliau, saya sudah meminta Beliau suatu saat mengisi di acara IPM.

Beliau mengajarkan kami kekuatan di dalam kolaborasi, walaupun kolaborasi itu dimulai dari yang kecil, namun kalau dilakukan oleh ahlinya akan menjadi besar. Kalau kita egois,  ingin melakukan pekerjaan besar itu sendiri, Beliau mengumpamakan kalau matemika, angka 1 itu kalau dipangkat 100 pun hasilnya akan tetap 1. Tetapi kolaborasi berbicara tentang nilai yang ditambahkan pada angka 1 itu sendiri. Kita coba tambahkan 10% saja sehingga menjadi 1,1. Angka 1,1 kita coba pangkatkan 10 saja, artinya hanya 10% dari angka 100 tadi, apa yang terjadi? Hasilnya adalah 2,59, artinya dua angka yang berkolaborasi itu akan berdampak terhadap hasil perhitungan, hasilnya kalau dari sudut pandang angka 1 terjadi peningkatan 259%. Tetapi kalau dari sudut penambah yang angkanya sangat kecil 0,1 artinya terjadi peningkatan yang sangat amazing, yaitu menjadi 2.590%. Beliau meyakini kekuatan Credit Union K3IPM kalau melakukan kolaborasi dengan kekuatan kekuatan yang ada nilainya bukan 1 lagi, bisa 1,1, bisa 2 bahkan bisa 100 dan dengan jalannya waktu akan menjadi sangat besar, karena pengelola dan pengurusnya memiliki dedikasi untuk pelayanan, motivasi di tangan orang orang benar untuk menjadi berkat. Jadi fondasinya sudah sangat kuat, dengan fondasi seperti ini orang orang yang meragukan, suatu saat akan menjadi percaya, hanya saja mereka sudah tertinggal beberapa langkah oleh para pioner yang telah berlari jauh di depan mereka. Mereka orang yang siap mengabdi untuk mensejahterakan komunitasnya, doakan mereka agar mereka tetap kuat karena tantangan sangat banyak.

Pekerjaan yang diserahkan ke ahlinya tentu akan mendapatkan hasil maksimal, kalau masing masing anggota dengan keahliannya terlibat aktif membesarkan bersama sama pelayanan Ekonomi Komunitas ini, maka gerakkannya akan semakin cepat terlihat dampaknya. Beliau memberi saran kami untuk tetap berbesar hati dengan berkata "Orang apatis dengan koperasi karena mereka tidak tahu tentang kekuatan kebersamaan, mereka hanya ikut ikutan pendapat umum karena maraknya kejadian koperasi yang dikelola oleh orang tidak bermoral, kalau mereka tahu konsep Credit Union yang sangat powerful, mereka akan terkejut dan mereka akan sangat tertarik. Credit Union dibangun dengan semangat menjadi berkat, banyak sukarelawan yang tidak digaji, tetapi mereka melayani dengan sangat profesional, mereka bukan pengangguran, tetapi orang orang penting, dosen, manager, GM, direktur dan owner perusahaan. Mereka menikmati kebahagiaan di dalam pelayanan ini, bahkan hubungan dengan berbagai kalangan semakin terbuka. Bahkan Beliau bercita cita pelajaran Credit Union ini agar dapat diajarkan di kampus sebagai mata pelajaran yang sangat penting. Karena dengan konsep ini pembangunan entrepreneur akan semakin dapat cepat direalisasikan.

Konsep pendidikan inilah roh dari credit union, inilah yang membedakan dan pendidikan tidak boleh hilang dari Credit Union.Pendidikan membuat orang menyukai menabung dan merencanakan membangun assetsnya secara bijaksana, karena mereka memahami perhitungan dan dapat menghitung kemampuannya. Pendidikan pun mampu membawa para anggota meningkatkan kesejahteraannya, di dukung juga dengan komuntas ekonomi yang mampu memberi terobosan terobosan pemikiran, bahkan terobosan terobosan market. Tanpa adanya komunitas ekonomi, gerakkan suatu usaha akan melambat, tetapi dengan adanya komunitas ekonomi, bisnis akan berjalan dengan menggairahkan yang tujuannya meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Sering orang lupa teori dimulai dari 0,9 atau 1,1 maka akan menjadi 900 atau 1.100. Banyak orang mau bisnisnya langsung besar, mereka lupa kalau kerajaan bisnis besarpun di Indonesia memiliki banyak history  dimulai dari bisnis rumahan, contoh beberapa merk jamu yang sangat terkenal yang kini memiliki assets ratusan miliar bahkan triliun dimulai dari bisnis rumahan yang sangat tradisional namun dilakukan dengan ketekunan dan kejujuran. Siapa orang yang tidak ingin memiliki usaha sendiri? Karyawapun banyak yang ingin suatu hari akan menjadi pengusaha, banyak yang menunggu pensiun, mereka lupa kalau pensiun tenaga mereka sudah habis dan mereka harus bersaing dengan pengusah pengusaha muda yang sangat energic, kebanyakan, mayoritas usaha mereka akan gagal. Kegagalan di usia pensiun pastilah lebih menyakitkan karena kita juga sudah kehabisan energy. Mereka tidak tahu kalau memulai bisnis di Indonesia itu sangat tidak mudah, banyak liku liku dan resikonya. Kalau mereka tidak memiliki komunitas ekonomi, maka mereka akan berjuang sendiri dan itu akan membuat semakin sulit mereka mencapai keberhasilan, seperti angka 1 itu, dipangkatkan berapapun akan tetap hasilnya 1. Kalau  angka 0,9 dan 1,1 dipangkatkan 1000 saja sudah menghasilkan 1000%, tetapi angka 1 di pangkatkan 1 miliarpun hasilnya tetap 1, apalagi yang memulai usaha dengan modal nol, tanpa pengalaman dan konsultan, dikalikan berapapun hasilnya akan tetap nol.

Kita manusia, kalau mengandalkan kekuatan sendiri akan menjadi lemah, apalagi kalau ada spiritual block, usaha apa saja selalu gagal, ada orang yang seperti ini, mereka akan frustrasi dengan dirinya sendiri. Itulah pentingnya komunitas ekonomi yang dapat membukakan jalan jalan kita. Kalau orang dengan spiritual block dan mental block tidak mungkin sekali pertemuan masalah terselesaikan, harus beberapa kali bertemu sampai mereka dapat melihat apa yang mereka dapat kembangkan, itulah organisme, kehidupan jadi bukan sekedar organisasi yang melupakan faktor manusia dan potensinya. Konsep ekonomi komunitas itu dapat berhasil kalau komunitas ekonominya sepakat.

Yeremia 17:7-8
(7) Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!
(8) Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
Tidak kuatir dalam tahun kering dan tidak berhenti menghasilkan buahnya, ini berbicara masalah ekonomi yang diberkati Tuhan. Betapa dahsyatnya Tuhan yang mengetahui kebutuhan umatNya. Marilah kita memasuki komunitas ekonomi yang benar yang memiliki roh takut akan Tuhan.

Elia Paul Ang dalam Inspirative Power Ministry.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar